Selasa, 18 Agustus 2015

Sediaan Suspensi

SUSPENSI

A. Pengertian

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.

          Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori ini. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan , sedangkan yang lain berupa  campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu  dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan. Sediaan seperti ini disebut  “ Untuk Suspensi oral”
          Suspensi topikal  adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai “lotio”  termasuk dalam kategori ini.
        
       Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel  halus yang ditujukan untuk diteteskan telinga bagian luar.
        
       Suspensi optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea. Suspensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau penggumpalan.
        
         Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan spinal .
          Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
  
B. Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
  1. Bahan pensuspensi dari alam
Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan proses fermentasi bakteri .
Hal ini dapat dibuktikan dengan suatu percobaan :
-          Simpan 2 botol yang berisi mucilago sejenis .
-          Satu botol ditambah dengan asam dan dipanaskan, kemudian keduanya disimpan ditempat yang sama.
-          Setelah beberapa hari diamati ternyata botol yang ditambah dengan asam dan dipanaskan mengalami penurunan viskositas yang lebih cepat dibanding dengan botol tanpa pemanasan.
Termasuk golongan gom adalah :
§  Acasia ( pulvis gummi arabici)
     Didapat sebagai eksudat tanaman akasia sp, dapat larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, bersifat asam. Viskositas optimum dari mucilagonya antara pH 5 – 9. Dengan penambahan suatu zat yang menyebabkan pH tersebut menjadi diluar 5 – 9 akan menyebabkan penurunan viskositas yang nyata.
     Mucilago gom arab dengan kadar 35 % kekentalannya kira-kira sama dengan gliserin. Gom ini mudah dirusak oleh bakteri sehingga dalam suspensi harus ditambahkan zat pengawet ( preservative).
§  Chondrus
     Diperoleh dari tanaman chondrus crispus atau gigartina mamilosa, dapat larut dalam air, tidak larut dalam alkihol, bersifat alkali. Ekstrak dari chondrus disebut caragen, yang banyak dipakai oleh industri makanan. Caragen merupakan derivat dari saccharida, jadi mudah dirusak oleh bakteri, jadi perlu penambahan bahan pengawet untuk suspensi tersebut.
§  Tragacanth
Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera. Tragacanth sangat lambat mengalami hidrasi, untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan pemanasan, Mucilago tragacanth lebih kental dari mucilago dari gom arab. Mucilago  tragacanth baik sebagai stabilisator suspensi saja, tetapi bukan sebagai emulgator.
§  Algin
Diperoleh dari beberapa species ganggang laut. Dalam perdagangan terdapat dalam bentuk garamnya yakni Natrium Alginat. Algin merupakan senyawa organik yang mudah mengalami fermentasi bakteri sehingga suspensi dengan algin memerlukan bahan pengawet. Kadar yang dipakai sebagai suspending agent umumnya 1-2 %.
            Golongan bukan gom
Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah liat.Tanah liat yang sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum. Apabila tanah liat dimasukkan ke dalam air  mereka akan mengembang  dan mudah bergerak jika dilakukan penggojokan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi.
Karena peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan bertambah sehingga  stabilitas dari suspensi menjadi lebih baik.
Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air, sehingga penambahan bahan tersebut kedalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran suspensi. Kebaikan bahan suspensi dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu/panas dan fermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan  tersebut merupakan senyawa anorganik, bukan golongan karbohidrat.
2.    Bahan pensuspensi sintetis
 
§  Derivat selulosa
Termasuk dalam golongan ini adalah metil selulosa (methosol, tylose), karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.
Dibelakang dari nama tersebut biasanya terdapat angka/nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini menunjukkan kemampuan menambah viskositas dari cairan yang dipergunakan untuk melarutkannya. Semakin besar angkanya berarti kemampuannya semakin tinggi. Golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun , sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan. Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga digunakan sebagai laksansia dan bahan penghancur/disintregator dalam pembuatan tablet.
§  Golongan organik polimer 
Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Carbophol 934 (nama dagang suatu pabrik) .Merupakan serbuk putih bereaksi asam, sedikit larut dalam air,tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit, serta sedikit pemakaiannya.Sehingga bahan tersebut banyak digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memper-oleh viskositas yang baik diperlukan kadar ± 1 %.
Carbophol sangat peka terhadap panas dan elektrolit.  Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan viskositas dari larutannya.

C.      Cara Mengerjakan Obat Dalam Suspensi
1.    Metode pembuatan suspensi.
Suspensi dapat dibuat secara :
§  Metode dispersi
Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk kemudian baru diencerkan.
Perlu diketahui bahwa kadang-kadang terjadi kesuka-ran pada saat mendispersi serbuk dalam vehicle, hal tersebut karena adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk. Serbuk yang sangat halus mudah kemasukan udara sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk terbasahi  tergantung besarnya sudut kontak antara zat terdispers dengan medium. Bila sudut kontak  ± 90o  serbuk akan mengambang diatas cairan.  Serbuk yang demikian disebut memiliki sifat  hidrofob. Untuk menurunkan tegangan antar muka antara partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau  wetting agent.
§  Metode praesipitasi.
Zat yang hendak didispersi dilarutkan  dahulu dalam pelarut organik yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik diencer- kan  dengan larutan pensuspensi  dalam air. Akan terjadi endapan halus  dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi.
Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilenglikol, dan polietilenglikol
 
2.    Sistem pembentukan suspensi
§  Sistem flokulasi
Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah,cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali
§  Sistem deflokulasi
Dalam sistem deflokulasi partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya  membentuk sedimen, dimana terjadi  agregasi akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.
Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :
Deflokulasi :
1.    Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
2.    Sedimentasi yang terjadi lambat masing - masing partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal
3.    Sedimen terbentuk lambat
4.    Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi
5.    Ujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu relatif lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.
Flokulasi :
1.    Partikel merupakan agregat yang bebas.
2.    Sedimentasi terjadi cepat.
3.    Sedimen terbentuk cepat.
4.    Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula
5.    Ujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.
                                                                 
D.      Formulasi Suspensi
 
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :
  • Penggunaan “structured vehicle” untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi structured vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dan lain-lain.
  • Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat pengendapan, tetapi dengan penggojokan ringan mudah disuspensikan kembali.
Pembuatan suspensi sistem flokulasi ialah :
1.        Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium
2.        Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer.
3.        Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.
4.        Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah structured vehicle
5.        Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam

Sediaan Emulsi

EMULSI

Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain. Dikarenakan setiap bahan pangan memilki karakteristik masing-masing maka setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang berbeda-beda.
Salah satu dari zat cair tersebut tersebar berbentuk butiran-butiran kecil kedalam zat cair yang lain distabilkan dengan zat pengemulsi (emulgator/emulsifiying/surfactan).

Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu:
  • Fase terdispersi (zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain (fase internal).
  • Fase pendispersi (zat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut (fase eksternal).
  • Emulgator(zat yang digunakan dalam kestabilan emulsi).
Ada dua tipe emulsi, yaitu:
a)      Emulsi A/M yaitu butiran-butiran air terdispersi dalam minyak. Air berfungsi sebagai fase internal & minyak sebagai fase eksternal)
b)      Emulsi M/A yaitu butiran-butiran minyak terdispersi dalam air.
Pada emulsi A/M, maka butiran-butiran air yang diskontinyu terbagi dalam minyak yang merupakan fase kontinyu, Sedangkan untuk emulsi M/A adalah sebaliknya. Kedua zat yang membentuk emulsi ini harus tidak atau sukar membentuk larutan dispersirenik.

Tujuan Pemakaian Emulsi
Emulsi dibuat untuk diperoleh suatu preparat yang stabil dan rata dari campuran dua cairan yang saling tidak bisa bercampur.
Tujuan pemakaian emulsi adalah :
1. Dipergunakan sebagai obat dalam / peroal. Umumnya emulsi tipe O/W.
2. Dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe O/W maupun W/O tergantung banyak faktor misalnya sifat zat atau jenis efek terapi yang dikehendaki.

Cara Pembuatan Emulsi
Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi yaitu :
1. Metode gom kering atau metode continental
2. Metode gom basah atau metode inggris
3. Metode botol atau metode botol forbes
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan emulsi, untuk pembuatan emulsi yang baik.
1. Mortar dan stamper
2. Botol
3. Mixer, blender
4. Homogenizer
5. Colloid mill

Bahan Pengemulsi (Emulgator)

• Emulgator alam
Yaitu Emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit. Dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan
a. Gom arab
Sangat baik untuk emulgator tipe O/W dan untuk obat minum. Kestabilan emulsi yang dibuat dengan gom arab berdasarkan 2 faktor yaitu :
– Kerja gom sebagai koloid pelindung
– Terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju pengendapan cukup kecil sedangkan masa mudah dituang (tiksotropi).
– Lemak-lemak padat : PGA sama banyak dengan lemak padat.
– Minyak atsiri : PGA sama banyak dengan minyak atsiri.
– Minyak lemak : PGA ½ kali berat minyak.
– Minyak lemak + minyak atsiri + Zat padat larut dalam minyak lemak.
– Bahan obat cair BJ tinggi seperti cloroform dan bromoform.
– Balsam-balsam.
– Oleum lecoris aseli
b. Tragacanth
c. Agar-agar
d. Chondrus
e. Emulgator lain
Pektin, metil selulosa, CMC 1-2 %.
2. Emulgator alam dari hewan
a. Kuning telur
b. Adeps lanae
3. Emulgator alam dari tanah mineral
a. Veegum / Magnesium Aluminium Silikat
b. Bentonit

• Emulgator buatan
1. Sabun
2. Tween 20; 40; 60; 80
3. Span 20; 40; 80


Seduaan Kapsul

Kapsul
 
Definisi Kapsul menurut F.I ed III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat yangterbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak.
 
Macam- macam kapsul
  1. Kapsul cangkang keras (capsulae durae, hard capsul)
contohnya kapsul tetrasiklin, kapsul kloramfenikol dan kapsul Sianokobalamin
  1. Kapsul cangkang lunak (capsulae molles, soft capsule)
contohnya kapsul minyak ikan dan kapsul vitamin
 
Komponen kapsul
1.      Zat aktif obat
2.    Cangkang kapsul
3.    Zat tambahan
       a. Bahan pengisi contohnya laktosa. Sedangkan untuk obat yang cenderung mencair diberi bahan pengisi magnesium karbonat, kaolin atau magnesium oksida atau silikon dioksida.
       b.  Bahan pelicin (magnesium stearat)
  1. Surfaktan/zat pembasah
A.   Kapsul Cangkang Keras
Terdiri atas wadah (badan kapsul) dan tutup yang ukurannya lebih pendek. Kedua bagian saling menutupi bila dipertemukan.
 Bagian tutup harus dapat menyelubungi bagian badan kapsul secara tepat dan rapat sehingga isinya (obat dan bahan tambahan) tidak keluar/tumpah..
      Cangkang keras dapat diisi dengan bahan padat, baik itu serbuk atau granul.
Cangkang kapsul biasanya mengandung air sebanyak 10-15% tetapi di literatur lain ada yang menyatakan sekitar 9- 12%
 
Sifat cangkang kapsul keras
Cangkang kapsul keras bila disimpan dalam lingkungan yang kelembabannya tinggi , maka uap air akan diabsorbsi oleh kapsul sehingga kapsul menjadi rusak.
Cangkang kapsul gelatin dapat menyerap air seberat 10 kali berat gelatin.
Bila kapsul disimpan pada lingkungan udara yang sangat kering. Sebagian uap air pada kapsul akan hilang, sehingga kapsul menjadi rapuh serta mungkin remuk jika dipegang.
 
Bahan pembuat cangkang keras
1.      Bahan utama bisa berupa gelatin, metilselulosa atau pati.
2.  Bila terbuat dari gelatin, komposisi pembuatnya adalah gelatin, air dan gula.
3.  Pewarna.
   Karena komposisi dasar kapsul tidak berasa dan tidak berwarna, maka banyak pabrik menambahkan zat pewarna sebagai variasi pada pembuatan cangkang kapsul.
  1. Bahan pengawet untuk mencegah timbulnya jamur pada cangkang kapsul.
B.   Kapsul lunak
Merupakan satu kesatuan berbentuk bulat atau silindris, atau bulat telur (globula).
Kapsul lunak bisa diisi cairan, suspensi, pasta ataupun serbuk kering.
Kandungan air kapsul cangkang lunak sekitar 6-13%
      Dapat digunakan untuk rute oral, vaginal, rektal dan topikal.
      Kandungan air kapsul cangkang lunak sekitar 6-13%
      Dapat digunakan untuk rute oral, vaginal, rektal dan topikal.
 Selain itu pembuatan kapsul lunak, mengisi bahan obat dan penyegelannya harus dibuat secara berkesinambungan.
 
Bahan pembuat cangkang kapsul lunak
1.  Bahan utama gelatin
      2. Gliserin, alkohol polivalen atau sorbitol sebagai bahan plastisasi  
    
  Keuntungan Sediaan kapsul
1.      Bentuknya menarik dan praktis
2.      Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi bau dan rasa yang  tidak enak dari obat yang ada di dalamnya.
3. Mudah ditelan dibanding tablet
4.Lebih mudah hancur atau larut dalam lambung sehingga obat cepat diabsorbsi.
5. Dokter dapat membuat komposisi obat yang sesuai untuk masing-masing pasien
6. Obat yang menggunakan cangkang kapsul keras dapat dengan mudah dan cepat dibuat di apotek.
 
Kerugian sediaan kapsul
1.  Tidak bisa digunakan untuk zat yang mudah menguap
2.  Tidak bisa digunakan untuk zat yang higroskopis
3   Tidak bisa untuk zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul
4. Balita umumnya tidak dapat menelan kapsul
5. Tidak dapat dibagi-bagi
6. Harus lebih hati-hati dalam penyimpanan.
 
Cara mengemas dan menyimpan kapsul
1. Harus disimpan pada tempat atau ruangan dengan kondisi kelembaban tidak boleh terlalu rendah dan tidak terlalu dingin
2.  Wadah penyimpanan biasanya botol plastik dan diberi zat pengering.
3.  Bila dikemas dalam bentuk strip atau blister maka wadah strip atau blister itu harus terbuat dari alumunium foil.
 
Pembuatan sediaan kapsul
Terdiri atas beberapa tahapan
1. Pembuatan formulasi serta pemilihan ukuran kapsul
2. Pengisian cangkang kapsul
3. Pembersihan dan pemolesan kapsul yang telah terisi.
4. Pengemasan
 
Ukuran kapsul
Ukuran cangkang kapsul  bervariasi dari nomor paling kecil 5 sampai nomor paling besar 000.
Berurutan dari kecil ke besar 5-4-3-2-1-0-00-000
Sebenarnya ada cangkang lebih besar dari 000, tetapi  diperuntukkan untuk hewan.

Sediaan Suppositoria

SUPPOSITORIA REKTAL

Suppositoria adalah obat solid (padat) berbentuk peluru yang dirancang untuk dimasukkan ke dalam anus/rektum (suppositoria rektal), vagina (suppositoria vagina) atau uretra (suppositoria uretra). Suppositoria umumnya terbuat dari minyak sayuran solid yang mengandung obat. Suppositoria rektal akan hancur atau larut dalam suhu tubuh, dan akan menyebar secara bertahap ke lapisan usus rendah (rektum), dimana disana ia akan diserap oleh aliran darah. (Pembahasan kali ini khusus untuk suppositoria rektal).
Suppositoria rektal bertindak secara sistemik, atau sebagia alternatif dari obat-obat oral (misalnya ketika seseorang tidak mampu mengonsumsi obat melalui mulut). Obat ini mudah diserap di dalam rektum karena rektum kaya akan pembuluh darah. Di bawah ini adalah langkah-langkah untuk memasukkan obat suppositoria ke dalam anus (rektum).
Cara menggunakan suppositoria rektal
  • Pergi ke toilet dan jika perlu kosongkan isi perut Anda (BAB).
  • Cuci tangan.
  • Buang semua foil atau plastik pembungkus suppositoria.
  • Lakukan dengan berjongkok atau rebah ke salah satu sisi tubuh dengan satu kaki ditekuk dan satu kaki lainnya lurus.
  • Masukkan obat suppositoria dengan lembut namun tegas ke dalam anus. Jika perlu basahi ujung suppositoria dengan sedikit air. Lalu dorong cukup jauh sehingga suppositoria tidak keluar kembali.
  • Tahan dan rapatkan kaki dengan duduk atau berbaring diam selama beberapa menit.
  • Cuci kembali tangan.
  • Usahakan agar tidak BAB selama setidaknya satu jam, kecuali obat suppositoria tersebut adalah jenis pencahar.

Saran lainnya dalam penggunaan suppositoria rektal
  • Setelah berada di rektum, obat suppositoria akan mencair dan mungkin saja akan merembes dari dubur Anda. Lebih baik masukkan obat suppositoria sebelum tidur malam hari daripada di siang hari, namun tetap harus sesuai dengan jadawal yang diinstruksikan dokter. Jika Anda memasukkan obat suppositoria di siang hari, ketahuilah bahwa beberapa jenis suppositoria dapat menodai pakaian.
  • Simpanlah obat suppositoria di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya, tapi tidak di dalam kulkas kecuali memang diinstruksikan. Jika diletakkan di tempat yang terlalu hangat, obat suppositoria akan meleleh.
  • Selalu jauhkan obat suppositoria dari jangkauan anak-anak.
  • Selalu gunakan suppositoria sesuai dengan ketentuan pada label atau seperti yang telah diperintahkan oleh dokter atau apoteker.
  • Jangan pernah menggunakan atau memberikan obat suppositoria Anda kepada orang lain, meskipun keduanya memiliki gejala atau penyakit yang sama.
  • Jika Anda lupa memasukkan obat suppositoria, segera masukkan di saat Anda ingat, lalu kemudian lakukan sesuai jadwal seperti biasa. Namun jika waktu Anda ingat sudah mendekati waktu pemberian berikutnya, lebih baik tinggalkan.
  • Suppositoria dirancang hanya untuk dimasukkan ke dalam rektum dan tidak boleh diminum. Jika tertelan, segera hubungi dokter.
  • Jangan gunakan suppositoria yang sudah kadaluarsa. Sebalum menggunakannnya, selalulah lihat tanggal kadaluarsa  pada kemasan.

Senin, 10 Agustus 2015

Sediaan Tablet

TABLET

PENGERTIAN

Ø TABLET (MENURUT FI III)

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok.

Ø TABLET (MENURUT FI IV)
 
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TABLET
 Keuntungan:
1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.
3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling ringan.
4. Tablet merupakan bentuk sediaan oarl yang paling mudah dan murah untuk dikemas dan dikirim.
5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.
6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/ hancurnya tablet tidak segera terjadi.
7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil penglepasan khusus, seperti penglepasan di usus atau produk lepas lambat.
8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.
9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
*Kerugian:
1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasinya, atau rendahnya berat jenis.
2. Obat yang sukar dibasakan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiapn kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalm bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas obat cukup.
3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat merupakan jalan keluar yang terbaik dan lebih murah.

Kesimpulan dari keuntungan dan kerugian tablet dibandingkan dengan bentuk sediaan oral lainnya, ternyata tablet benar-benar memberikan keuntungan dalam bentuk tempat/ ruangan yang paling kecil yang diperlukan untuk penyimpanan, tablet juga mudah diberikan dan dikontrol, mudah dibawa, dan ongkosnya rendah. Bagi dokter dosisnya fleksibel (tablet dapat dibelah dua), serta dosisnya tetap.

PEMBUATAN TABLET

Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi. Sejumlah tertentu dari tablet dibuat dengan mencetak, secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat secara kompresi menggunakan mesin yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran dan die, alat kompresi tablet merupakan alat beratt dari berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis tablet yang akan dibuat serta produksi rata-rata yang diinginkan. Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan atau dengan alat mesin tangan, dengan cara menekan bahan tablet kedalam cetakan, kemudiaan bahan tablet yang telah terbentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan sampai kering.


KERUSAKAN PEMBUATAN TABLET :
1. Binding
    Massa melekat pada dinding ruang cetakan
2. Sticking / Picking
    Melekat pada punch atas dan bawah
    (Karena: punch tidak licin, cetakan ada minyak, pelicin kurang, massa basah)
3. Whiskering
     Pencetakan tidak pas (Leleh saat dicetak dengan tekanan terlalu tinggi)
4. Spliting / Caping
    Membelah tablet dibagian atas
    Karena : - daya ikat kurang
                  - massa tablet banyak mengandung udara
                  - tekanan tinggi
                  - die dan punch tidak rata
                  - formula tidak sesuai
5. Motling
    zat warna tidak menyebar rata
6. Crumbling
    Tablet retak dan rapuh
    (karena kurang tekanan dan zat pengikat)