Selasa, 18 Agustus 2015

Sediaan Suspensi

SUSPENSI

A. Pengertian

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.

          Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori ini. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan , sedangkan yang lain berupa  campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu  dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan. Sediaan seperti ini disebut  “ Untuk Suspensi oral”
          Suspensi topikal  adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai “lotio”  termasuk dalam kategori ini.
        
       Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel  halus yang ditujukan untuk diteteskan telinga bagian luar.
        
       Suspensi optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea. Suspensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau penggumpalan.
        
         Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan spinal .
          Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
  
B. Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
  1. Bahan pensuspensi dari alam
Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan proses fermentasi bakteri .
Hal ini dapat dibuktikan dengan suatu percobaan :
-          Simpan 2 botol yang berisi mucilago sejenis .
-          Satu botol ditambah dengan asam dan dipanaskan, kemudian keduanya disimpan ditempat yang sama.
-          Setelah beberapa hari diamati ternyata botol yang ditambah dengan asam dan dipanaskan mengalami penurunan viskositas yang lebih cepat dibanding dengan botol tanpa pemanasan.
Termasuk golongan gom adalah :
§  Acasia ( pulvis gummi arabici)
     Didapat sebagai eksudat tanaman akasia sp, dapat larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, bersifat asam. Viskositas optimum dari mucilagonya antara pH 5 – 9. Dengan penambahan suatu zat yang menyebabkan pH tersebut menjadi diluar 5 – 9 akan menyebabkan penurunan viskositas yang nyata.
     Mucilago gom arab dengan kadar 35 % kekentalannya kira-kira sama dengan gliserin. Gom ini mudah dirusak oleh bakteri sehingga dalam suspensi harus ditambahkan zat pengawet ( preservative).
§  Chondrus
     Diperoleh dari tanaman chondrus crispus atau gigartina mamilosa, dapat larut dalam air, tidak larut dalam alkihol, bersifat alkali. Ekstrak dari chondrus disebut caragen, yang banyak dipakai oleh industri makanan. Caragen merupakan derivat dari saccharida, jadi mudah dirusak oleh bakteri, jadi perlu penambahan bahan pengawet untuk suspensi tersebut.
§  Tragacanth
Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera. Tragacanth sangat lambat mengalami hidrasi, untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan pemanasan, Mucilago tragacanth lebih kental dari mucilago dari gom arab. Mucilago  tragacanth baik sebagai stabilisator suspensi saja, tetapi bukan sebagai emulgator.
§  Algin
Diperoleh dari beberapa species ganggang laut. Dalam perdagangan terdapat dalam bentuk garamnya yakni Natrium Alginat. Algin merupakan senyawa organik yang mudah mengalami fermentasi bakteri sehingga suspensi dengan algin memerlukan bahan pengawet. Kadar yang dipakai sebagai suspending agent umumnya 1-2 %.
            Golongan bukan gom
Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah liat.Tanah liat yang sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum. Apabila tanah liat dimasukkan ke dalam air  mereka akan mengembang  dan mudah bergerak jika dilakukan penggojokan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi.
Karena peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan bertambah sehingga  stabilitas dari suspensi menjadi lebih baik.
Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air, sehingga penambahan bahan tersebut kedalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran suspensi. Kebaikan bahan suspensi dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu/panas dan fermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan  tersebut merupakan senyawa anorganik, bukan golongan karbohidrat.
2.    Bahan pensuspensi sintetis
 
§  Derivat selulosa
Termasuk dalam golongan ini adalah metil selulosa (methosol, tylose), karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.
Dibelakang dari nama tersebut biasanya terdapat angka/nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini menunjukkan kemampuan menambah viskositas dari cairan yang dipergunakan untuk melarutkannya. Semakin besar angkanya berarti kemampuannya semakin tinggi. Golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun , sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan. Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga digunakan sebagai laksansia dan bahan penghancur/disintregator dalam pembuatan tablet.
§  Golongan organik polimer 
Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Carbophol 934 (nama dagang suatu pabrik) .Merupakan serbuk putih bereaksi asam, sedikit larut dalam air,tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit, serta sedikit pemakaiannya.Sehingga bahan tersebut banyak digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memper-oleh viskositas yang baik diperlukan kadar ± 1 %.
Carbophol sangat peka terhadap panas dan elektrolit.  Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan viskositas dari larutannya.

C.      Cara Mengerjakan Obat Dalam Suspensi
1.    Metode pembuatan suspensi.
Suspensi dapat dibuat secara :
§  Metode dispersi
Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk kemudian baru diencerkan.
Perlu diketahui bahwa kadang-kadang terjadi kesuka-ran pada saat mendispersi serbuk dalam vehicle, hal tersebut karena adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk. Serbuk yang sangat halus mudah kemasukan udara sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk terbasahi  tergantung besarnya sudut kontak antara zat terdispers dengan medium. Bila sudut kontak  ± 90o  serbuk akan mengambang diatas cairan.  Serbuk yang demikian disebut memiliki sifat  hidrofob. Untuk menurunkan tegangan antar muka antara partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau  wetting agent.
§  Metode praesipitasi.
Zat yang hendak didispersi dilarutkan  dahulu dalam pelarut organik yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik diencer- kan  dengan larutan pensuspensi  dalam air. Akan terjadi endapan halus  dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi.
Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilenglikol, dan polietilenglikol
 
2.    Sistem pembentukan suspensi
§  Sistem flokulasi
Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah,cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali
§  Sistem deflokulasi
Dalam sistem deflokulasi partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya  membentuk sedimen, dimana terjadi  agregasi akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.
Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :
Deflokulasi :
1.    Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
2.    Sedimentasi yang terjadi lambat masing - masing partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal
3.    Sedimen terbentuk lambat
4.    Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi
5.    Ujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu relatif lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.
Flokulasi :
1.    Partikel merupakan agregat yang bebas.
2.    Sedimentasi terjadi cepat.
3.    Sedimen terbentuk cepat.
4.    Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula
5.    Ujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.
                                                                 
D.      Formulasi Suspensi
 
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :
  • Penggunaan “structured vehicle” untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi structured vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dan lain-lain.
  • Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat pengendapan, tetapi dengan penggojokan ringan mudah disuspensikan kembali.
Pembuatan suspensi sistem flokulasi ialah :
1.        Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium
2.        Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer.
3.        Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.
4.        Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah structured vehicle
5.        Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar